#SAYASIMAKEFEKRUMAHKACA

Berikut adalah 10 lagu dari band indie triopop minimalis asal Jakarta, Efek Rumah Kaca (E.R.K) yang terkesan "menyeramkan" dilihat baik dari segi lirik bertemakan gangguan kejiwaan, kematian, ataupun penyakit masyarakat yang terkandung di dalam setiap lagu, ataupun dilirik pada alunan lagu yang slow tapi bisa membuat bulu kuduk si pendengar merinding. Mari menyimak tulisan saya...& selamat ber-Hiii-ria :P



10. "Hujan Jangan Marah"

     Diambil dari kantong album ke-2 mereka yang rilis di tahun 2008 oleh Aksara Records. Sebenarnya saya kurang bisa menangkap apa isi pesan dari lagu ini, apakah ini menceritakan tentang banjir besar yang jika datang selalu tampak mengamuk ataukah kerinduan mereka terhadap hujan yang tak kunjung datang di musim kering? Lirik lagu dan iringan lagunya sich yang selalu membuat saya takut dimanapun saya mendengar lagu tsb. Jika benar lagu ini menceritakan tentang banjir besar macam tsunami, maka memang benar-benar menyeramkan bukan? Hiii...

Lirik : Lihatkah aku pucat pasi, sembilu hisapi jemari/ Setiap ku peluk dan menangisi, hijau pucatnya cemara/ Yang sedih aku perih/ Dengarkah jantungku menyerah, terbelah di tanah yang merah/ Gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering/ Melemah dan melemah/ Hujan jangan marah.


09. "Kenakalan Remaja Di Era Informatika"

     Zaman teknologi canggih dan berarus cepat dewasa ini selalu membuat masyarakat yang belum siap seakan bingung bagai shock culture menghadapi apapun yang berbau kemajuan teknologi dengan perasaan gundah serta cemas. Mudahnya mengakses pornografi secara bebas dan menontonnya dalam jangka panjang selain merusak moral ataupun otak, membuat gangguan kejiwaan pun makin lama makin parah. Jika tidak dibentengi oleh agama dan juga pemikiran cerdas tentu saja akan ada pertanyaan seperti ini : "Kalau sudah begini salah siapa coba?"

Lirik : Senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang/ Padahal hanya iseng belaka/ Ketika birahi yang juara, etika menguap entah kemana/ Nafsu menderu-deru bikin malu/ Nafsu menderu-deru susah maju/ Rekam dan memamerkan badan dan yang lainnya/ Mungkin hanya untuk kenangan/ Apakah kita tersesat arah/ Mengapa kita tak bisa dewasa.


08. "Di Udara"

     Ada yang tahu aktivis HAM yang pembunuhannya dilakukan di dalam pesawat terbang ketika mengudara di angkasa? Yap, beliau adalah alm. Munir Said Thalib. Lagu ini merupakan ode buat spirit perjuangan beliau yang sayangnya sampai sekarang kasusnya berbelit-belit tidak jelas dan tak tahu kapan beresnya. Tapi meski lagu ini terdengar slow, di bagian chorus-nya bisa membuat kita sing along sekaligus membakar semangat. Konspirasi pembunuhan yang rapi ini diatur oleh Negara!! Sangat menakutkan bukan? Hiii...

Lirik : Aku sering diancam, juga teror mencekam/ Kerap ku disingkirkan, sampai dimana kapan/ Kubisa tenggelam di lautan/ Aku bisa diracun di udara/ Aku bisa terbunuh di trotoar jalan/ Ku bisa dibuat menderita/ Aku bisa dibuat tak bernyawa/ Di kursi listrikan ataupun ditikam/ Tapi aku tak pernah mati, tak akan berhenti.


07. "Belanja Terus Sampai Mati"

     Jika tingkat memenuhi nafsu konsumerisme sudah pada level yang mengkhawatirkan, itu juga bisa disebut sebagai salahsatu gangguan kejiwaan yang diderita manusia-manusia zaman modern kini. Diambil dari debut album mereka yang dirilis oleh Paviliun Records tahun 2007 ini menurut saya adalah lagu ter-briliant karena merupakan tema yang sangat langka untuk diangkat oleh band Indonesia untuk kemudian digubah menjadi sebuah lagu. Lagu tentang nafsu konsumerisme/ kegilaan akan belanja tanpa batas!!

Lirik : Akhir dari sebuah perjalanan/ Mendarat di sudut pertokoan, buang kepenatan/ Awal dari sebuah kepuasan/ Kadang menghadirkan kebanggaan, raih keangkuhan/ Tapi itu hanya kiasan, juga suatu pembenaran/ Atas bujukan setan, hasrat yang dijebak zaman/ Kita belanja terus sampai mati/ Duhai, korban keganasan peliknya kehidupan urban.


06. "Efek Rumah Kaca"

     Sebenarnya nama band ini diambil dari judul lagu tersebut yang merupakan usulan dari manajer mereka terdahulu, Bin Harlan. Bercerita tentang parahnya keadaan bumi kita sekarang gara2 pemanasan global (Global Warming), akibat dari pembuangan gas Co2 tambahan secara terus menerus. Mungkin beberapa tahun lagi dunia ini akan semakin panas, panas, dan juga panas! Dan menurut penelitian para ahli, 1000 tahun lagi kita bisa "menggoreng diri kita sendiri" akibat panas yang tak kunjung reda ini!! Hiii...

Lirik : Tipis ozon berlubang, debu kosmik hujan asam/ Matahari tiada tirai, bakal bunga tak mekar/ Daun-daun berlubang, tak berputar energi/ Wadah bumi menangis sedang kita tak mengerti/ Kita akan terbakar/ Kita akan mewariskan untuk anak dan cucu kita.


05. "Insomnia"

     Ada yang tahu apa efek dari Insomnia (penyakit tidak bisa tidur) dalam jangka panjang? Masyarakat perkotaan zaman sekarang yang tidak mengerti mungkin menganggap biasa jika begadang di malam hari, padahal efeknya adalah bisa menyebabkan penyakit jantung, memicu darah tinggi, sakit kepala menahun, sakit sendi serta tulang akibat dehidrasi, gangguan peredaran darah hingga penyumbatan pembuluh darah yang berakibat stroke, memicu diabetes dll. Dan jika bahaya-bahaya itu dianggap sepele, masihkah anda mau ber-insomnia?

Lirik : Insomnia coba aku pecahkan segala misterimu/ Kunanti dan kucari seserpih mimpi/ Kurindu untuk bercumbu, mesra alam bawah sadarku/ Kunanti dan kucari, seserpih mimpi/ Kau bunuh suhu di sangkarku, cuaca di tamanku, musim di kanvasku/ Gerimis datang musnahlah gersang/ Ku tetap terjaga, aku tetap terjaga/ Habis terkuras kelenjar air mata/ Ku tetap terjaga, aku tetap terjaga/ Insomnia.


04. "Hilang"

     Lagu ini sebenarnya single pertama dari (katanya) album ke-3 mereka yang bertajuk Sinestesia, ini merupakan fragmen pertama dari lagu yang berjudul Jingga. Bercerita mengenai perasaan keluarga korban-korban aktivis yang hilang pada Tragedi Semanggi, Mei 1998 silam. Yang membuat bulu kuduk berdiri adalah ketika akan mendekati akhir lagu, dimana nama-nama korban disebutkan satu persatu! Hiii...

Lirik : Rindu kami seteguh besi/ Hari demi hari menanti/ Tekad kami segunung tinggi/ Takut siapa semua hadapi/ Marah kami senyala api/ Tidak baris tanah berdiri/ Yang hilang menjadikan tangis, disetiap kamis nyaring berlapis/ Yang ditinggal tak 'kan pernah bilang, mempertanyakan kapan pulang.


03. "Tubuhmu Membiru...Tragis"

     Dari judunya saja sudah bisa terbayang yang menyeramkan. Uhh, kenapa yach mereka jago membuat lagu-lagu super seram yang membius? Bikin yang mendengarkan serasa sepi sendiri meski di tempat ramai sekalipun, apalagi lagu ini seperti ajakan untuk menghabisi diri sendiri!! Lagu pertama alias track pembuka bernada easy-listening ini diambil dari album sophomore mereka yang bertajuk Kamar Gelap...benar-benar tragis!!

Lirik : Kamu ingin melompat/ Ingin sekali melompat/ Dari ketinggian di ujung sana/ Menuju entah apa namanya/ Coba bukalah mata, indah dibawah sana/ Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah dimana/ Kau terbang dari ketinggian mencari yang paling sunyi/ Dan kau melayang mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata/ Kulihat engkau terkulai, tubuhmu membiru...tragis.


02. "Debu-Debu Berterbangan"

     Lagu yang diambil dari debut album mereka yang dirilis oleh Paviliun Records tahun 2007. Bagi saya lagu ini sangat religius karena membuat kita sadar akan kebenaran agama, yang merujuk kepada akhir penciptaan bahwasanya hari penghakiman itu memang ada dan jika sudah menjadi ketetapan Tuhan jika seisi alam ini hancur, tidak bisa diganggu gugat oleh siapa atau apapun. Jika bukan kepada Tuhan kita memohon ampunan agar selamat dunia akhirat, kepada siapa lagi coba? Sangat membuat merinding. Hiii...

Lirik : Demi masa sungguh kita tersesat/ Membiaskan yang haram, karena kita manusia/ Demi masa sungguh kita terhisap/ Kedalam lubang hitam, karena kita manusia/ Pada saatnya nanti tak bisa bersembunyi/ Kita pun menyesali kita merugi/ Pada siapa mohon perlindungan/ Debu-debu berterbangan.


01. "Tiada" (Fragmen pertama dari lagu Putih)

     Lagu yang paling membuat siapa saja yang mendengarkankan nya merinding, lagu bertempo slow dan berupa monolog jadi serasa kita yang mengalami fase kematian tsb. Dan konon, E.R.K menciptakan lagu ini teruntuk seorang teman mereka bernama Adi Amir Zainun yang meninggal sebelum lagu ini rampung, buah pemikirannya datang dari obrolan bersama almarhum yang dengan cerdasnya digubah menjadi sebuah lagu, jenius!! Lagu ini terdapat di album ke-3 mereka bertajuk Sinestesia yang kabarnya bakal dirilis tahun ini.

Lirik : Saat kematian datang/ Aku berbaring dalam mobil Ambulance/ Dengar, pembicaraan tentang biaya pemakaman/ Dan takdirku menjelang/ Sirene berlarian bersahut-sahutan/ Tegang, membuka jalan menuju Tuhan/ Saat berkunjung ke rumah/ Menengok ke kamar ke ruang tengah/ Hangat, menghirup bau masakan kesukaan/ Dan tahlilan dimulai, do'a bertaburan terkadang tangis/ Terdengar, akupun ikut tersedu sedan/ Akhirnya aku usai juga.


     Sebenarnya, masih ada sich lagu-lagu yang berkesan "menyeramkan" semisal lagu "Banyak Asap Disana" yang bercerita tentang tingkat polusi yang semakin meresahkan di perkotaan yang bisa menyebabkan stress dan juga kematian, "Sebelah Mata" yang bercerita tentang pemain bassist mereka Adrian yang sekarang masih menjalani pengobatan karena matanya semakin kabur/ rabun gara-gara penyakit yang banyak juga diderita oleh sebagian besar masyarakat kita yakni Diabetes, ataupun lagu "Bukan Lawan Jenis" yang bercerita tentang isu gay yang merupakan kecenderungan menyukai sesama jenis, gangguan kejiwaan yang sangat "modern" sekali bukan?
Tapi, bagi saya pribadi yang paling menakutkan dari ini semua adalah intro lagu "Jalang", bercerita tentang pertentangan terhadap RUU anti-pornografi dan pornoaksi. Terdapat di debut album mereka pada track pembuka, awalnya bikin sunyi, merinding, dari awal hingga akhir, sangat membakar & juga so-called psychadelic. Entah darimana sang penulis lagu ini mendapatkan ide intro menakjubkan macam itu!! Hiii...Nuff.

NB : Mengesampingkan semua "kengerian" yang terdapat pada lirik-lirik, tema, ataupun alunan musik yang E.R.K buat, saya selaku penyimak setia band ini tahu betul bahwa semua itu hanyalah "kiasan" belaka alias metafora yang dirangkai kedalam karya seni cerdas tingkat tinggi semata dan bukan dalam arti sebenarnya. Tulisan saya ini hanyalah keisengan, kekesalan, dan ke-kangen-an saya terhadap E.R.K serta album ke-3 band ini yang tak kunjung rampung. (y)


Efek Rumah Kaca adalah :
Cholil Mahmud : Penyanyi utama dan bermain Gitar
Adrian Yunan Faisal : Bermain bass serta vokal latar
Akbar Bagus Sudibyo: Bermain drum serta vokal latar
*Poppie Airiel : Pemain bass di panggung, karena Adrian sedang menjalani pengobatan.
*Vocal latarnya juga belum tahu namanya, karena belum kenalan...hehehe :D

Efek Rumah Kaca (E.R.K) diskografi :
- Efek Rumah Kaca/ self titled (Paviliun Records, 2007), berupa kaset & CD.
- Kamar Gelap (Aksara Records, 2008), berupa CD. - Hilang (Single, 2012), free download di http://efekrumahkaca.net/ 
- ERK RMX (Paviliun Records, 2012), berupa CD.
- reissue Kamar Gelap (Demajors Records, 2013), berupa CD.
- Desember split dengan Pandai Besi (self release, 2014), berupa vinyl/ piringan hitam.
- reissue Efek Rumah Kaca/ self titled (Demajors Records, 2015), berupa CD.
- Sinestesia (Segera rilis!!)


Komentar

Postingan Populer