5 Greatest song at my iPod's playlist.

Terkadang sebuah lagu yang bisa dikategorikan "bagus" adalah lagu yang mempunyai arti yang sangat dalam, saking dalamnya sehingga bisa merubah cara pandang seseorang dalam berfikir dari segala sudut manapun. Baik tema lagu tentang kecemasan hidup, kematian, ataupun ajakan bertaubat ke jalan yang benar...kepada Tuhan YME, adalah lagu-lagu bersifat positif yang harusnya banyak diperdengarkan kepada khalayak. Mengutip dari petikan kata seorang Cholil Mahmud (vokalis sekaligus gitaris band Efek Rumah Kaca) bahwa..."Musik yang bagus itu pasti akan ditemukan oleh orang, meskipun kurang ter-ekspos media!". Cool!! (y)


5 lagu yang masih menjadi top favorite tracks di dalam iPod, yang selalu menemani aktivitas sehari-hari, sedikit membuat "merinding" sich mengenai tema-nya tapi membuat saya sadar jika "bertobat lebih cepat itu lebih baik". Okke tanpa basa-basi, ini dia 5 lagu yang saya maksud...Enjoii!!

05. PALU KEADILAN
Artis : Kelelawar Malam Album : Desmondus Rotundus Genre : Horror Punk Label : Yes No Wave Records Tahun : 2009 Satu unit horror punk asal Jakarta ini memang selalu menulis lagu-lagu bertemakan tentang kematian, monster fiksi, pembunuhan, juga sebagian tentang kekelaman malam plus ke-mistis-an lokal di dalam setiap album-albumnya. Ada satu lagu favorite saya juga yang mereka persembahkan untuk Kanjeng ratu film horror Suzanna yang berjudul "Suzannakenstein", plesetan antara nama Suzanna dan monster fiksi buatan import, Frankenstein. Lagu "Palu Keadilan" ini menceritakan tentang kejadian penghukuman pada hari akhirat kelak, lirik ditulis secara lugas, sederhana, dan bebas tanpa hambatan, potongan lirik "berdiri di padang luas" itu mungkin artinya adalah padang Mahsyar, tempat kita menunggu penimbangan antara pahala dan dosa berat yang mana...jadi pesan lagu tsb ialah "bertobatlah sebelum kamu mati", ngarti?? Haa. Lirik : Keluarlah! Keluarlah! Dari lubang hitam yang terkutuk...keluarlah! Tak ada lagi, tak ada lagi yang menolongmu Menghapus dosamu yang menghitam...keluarlah! Berdiri di tanah luas Matahari membakar kulit kusammu Berbaris menuju palu keadilan Menghantam tubuh penuh nanahmu Tak ada lagi yang dapat kau lakukan Air mata berubah menjadi darah... Air mata berubah menjadi darah... Air mata berubah menjadi darah... Hey, lihatlah! Hey, lihatlah! Apa yang kau lakukan selama ini...hey, lihatlah! Hancurlah dan musnahlah Semua menjadi tak berarti...hey, lihatlah! NB : Lagu "Palu Keadilan" juga muncul kembali pada album full lenght mereka 2 tahun setelahnya. Mini album mereka yang ber-title "Desmondus Rotundus" bisa kalian download secara gratis lewat situs Yes No Wave. 04. PUSARA BEKU Artis : Forgotten Album : Obsesi Mati Genre : Death Metal Label : Extreme Souls Production Tahun : 1999 Yes, akhirnya saya review juga band metal lokal favorite saya sejak zaman sekolah ini, meskipun hanya satu lagu juga...no problemo. Band extreme ini memang jagonya membuat lirik tentang teologi yang sarat akan pesan, Addy Gembel sang vocalis selalu pintar membuat lirik berjenis metafora (bukan sebenarnya), sarkastik, sangat vulgar, tanpa batasan sensor, sehingga sering membuat tercengang siapa saja yang membacanya apalagi dibalut musik yang sangat cepat menggelontor seperti kendaraan tanpa rem yang siap menghajar sekat-sekat telinga yang mendengarkannya. Sebenarnya album terkeren mereka adalah mini album "Tuhan Telah Mati" yang dirilis tahun 2001 dibawah bendera Rock Records juga. Lirik : Menatap kosong tawa sepi ekspresi Berdiri goyah terbang ke Neraka Terbang terbang terbang ke Neraka Latar biru toreh sepi Sejuta jarum tusuk nadi Menatap nisan mati beku Rayakan sepi bersama sunyi Terpejam aku dalam sadar Terbius aku oleh luka Menangis aku tanpa suara Panggilah aku...wahai Neraka! Surga Neraka p****sa aku Tuhan dan dosa s*****hi aku Aku mati dalam bentuk diri Aku hilang dalam bentuk jiwa Pusara beku...diam membeku! Pusara beku...diam membisu! Pusara beku...diam membeku! Pusara beku...jawablah aku! Kugali kuburanku ukir nama di nisanku Aku remuk remuk tanpa bentuk Menangis lirih perih merintih Hentakan mati...hentikan detak hidup Hentakan mati...hentikan detak hidup Mereka tak berdosa mereka tak di Surga Sia-sia sia-sia...percuma percuma NB : Lagu "Pusara Beku" juga direkam ulang pada album terakhir mereka yang ber-title "Laras Perlaya" yang rilis pada tahun 2011, bisa di download secara full di situs Bandung Gudang Musik Keras (BGMK). 03. DEBU-DEBU BERTERBANGAN Artis : Efek Rumah Kaca Album : Efek Rumah Kaca Genre : Indie Pop Label : Paviliun Records Tahun : 2007 Lagu pop yang paling membuat bulu kuduk merinding ketika mendengarkannya adalah lagu ini, dari mulai awal intro dibuka dengan suara petikan gitar serta suara Cholil Mahmud yang simple tapi sangat magis, juga suara ketukan floor drum yang aneh, juga suara backing vocals Adrian Yunan Faisal yang seperti kosong bahkan janggal, sambil memainkan bass bercampur menjadi satu kesatuan yang berhasil membuat lagu yang mengajak untuk "bertobat" ini dikemas secara sukses. Debut album cerdas yang bertajuk self-titled (berjudul sama dengan nama band) itu sejak pertama rilis di tahun 2007 masih menjadi album favorite saya sampai kapanpun, dan lagu favorite lainnya adalah lagu "Melankolia", yang setelah mendengarnya selalu merasa hati teriris dan ingin menangis. Great! Lirik : Demi masa sungguh kita tersesat Membiaskan yang haram...karena kita manusia Demi masa sungguh kita terhisap Kedalam lubang hitam...karena kita manusia Pada saatnya nanti tak bisa bersembunyi Kita pun menyesali kita merugi Pada siapa mohon perlindungan Debu-debu berterbangan... NB : Semua lagu-lagu Efek Rumah Kaca bisa kalian sedot habis di situs resmi mereka, efekrumahkaca.net atau beli CD originalnya via order ke situs demajors.com 02. KAWIH PATI (08.24) Artis : Karinding Attack Album : Gerbang Kerajaan Serigala Genre : Tradisional Sunda Label : Karat Records Tahun : 2012 Lirik memakai bahasa sunda asli yang sangat oldskool, meskipun saya orang sunda asli juga ada beberapa kata yang sulit dimengerti sehingga harus bertanya kepada keluarga yang umurnya jauh lebih tua. Berformat seni musikalitas tingkat tinggi tradisional asli sunda yang semuanya terbuat dari bambu, pionir bagi grup-grup tradisional sunda yang mewabah setelahnya. Sang vocalis Man (yang juga vocalis band exteme Jasad) menyanyikannya santai dengan suara berat, penuh artikulasi, layaknya sountrack bagi film horror, diiringi oleh bunyi-bunyian bambu yang mistis sekaligus ghaib. Mendengarkan full album mereka di malam hari, ketika terang bulan, plus malam jum'at kliwon...bukan mustahil bisa mengundang arwah-arwah diluar sana untuk mendekat dan ikut mendengarkan...Hii!! Lirik : Rek kamana atuh? Nya balik Rek kamana atuh? Nya miang Geuning ieu raga Geuning ieu waruga Tangtu pasti binasa Tangtu pasti sirna Rek kamana atuh? Nya balik Rek kamana atuh? Nya miang Geuning teu bisa nyumput Hamo teu bisa lumpat Mun pati geus datang Mun pati geus datang Mun nyawa geus na tikoro Mun waruga geus teu walakaya Bati hanjelu ngarandapan Naon nu geus dipilampah Miang... NB : Full album "Gerbang Kerajaan Serigala" mungkin masih bisa kalian temukan CD originalnya di distro-distro terdekat, atau download juga bisa di situs Bandung Gudang Musik Keras (BGMK). 01. DETIK HIDUP Artis : Iwan Abdulrachman Album : Sejuta Kabut Genre : Balada Label : Whisnu Records Tahun : 1979 Abah Iwan, adalah penyanyi balada berformat akustik, aktivis alam yang masih aktif hingga sekarang, dan selalu menuangkan suasana alam kedalam tema-tema lagunya ini adalah salah satu penyanyi lokal favorite saya. Telah berkecimpung di industri musik sejak tahun 70-an, sebelum menyanyi solo Abah Iwan juga pernah tergabung dalam band bernama Kalikausar bersama Indra Riva'i dkk pada tahun 70-an. Btw, lagu "Detik Hidup" ini ditulis pada tahun 1976, berlirik simple, pendek tapi sangat straight to the point...dan yang membuat merinding adalah lagu ini yang versi petikan gitar akustik dengan backsound suara piano yang menambah kehentingan juga ke-khusyuk-an semakin memuncak mencekam. Jadi ingat potongan lirik lagu "1000 Mil Lebih Sedepa", yakni..."lagu alam memanglah sunyi, sayannggg!!" Lirik : Detik-detik berlalu dalam hidup ini Perlahan tapi pasti menuju mati Kerap datang rasa takut menyusup di hati Takut hidup ini terisi oleh sia-sia Pada hening dan sepi aku bertanya Dengan apa kuisi detikku ini Kerap datang rasa takut menyusup di hati Takut hidup ini terisi oleh sia-sia Tuhan, kemana kami setelah ini? Adakah Engkau dengar do'aku ini? Aamin...yaa robbal alaamin... NB : Sangat sukar untuk menemukan album-album Iwan Abdulrachman berformat fisik, tapi saya beruntung karena kakak saya pernah bekerja di management Abah Iwan jadi saya memiliki copy-an tanpa cover CD album "Sejuta Kabut" (1979), album "Mentari" (1980), juga beberapa CD Live-nya...bagi yang mau meng-copy nya lagi berupa MP3 silahkan datang kerumah atau hubungi saya via twitter @jenuhirup_86. Thanks!

Komentar

Postingan Populer